Friday, May 27, 2022

Apa Itu Alergi Protein?

 Apa Itu Alergi Protein?

 

Alergi protein ialah masalah yang disebut akibatnya karena dampak jelek dari konsumsi protein makanan. Ini disebabkan karena beragam proses dan biasanya berkaitan dengan tanda-tanda yang mengikutsertakan mekanisme gastrointestinal, kulit, sampai pernafasan menurut StatPearl.

Dapat disebut alergi protein terjadi saat mekanisme ketahanan tubuh memberi tanggapan terlalu berlebih pada makanan yang dimakan.
Mengenali Sumber Makanan Pemicu Alergi Protein

Semua makanan yang memiliki kandungan protein mempunyai potensi mengakibatkan reaksi alergi pada pasien alergi protein. Tetapi, ada banyak tipe makanan berprotein yang lebih umum mengakibatkan alergi, salah satunya:

1. Telur

Baik putih atau kuning telur, ke-2 nya memiliki kandungan protein yang dapat memacu reaksi alergi. Alergi telur dapat terjadi pada siapa, tapi condong lebih umum dirasakan oleh anak-anak. Disamping itu, bayi yang dikasih ASI dapat alami reaksi alergi protein bila ibunya konsumsi telur.

2. Ikan

Alergi ikan adalah tipe alergi protein yang umum terjadi ke orang dewasa. Reaksi alergi ini disebabkan karena protein yang ada pada tipe ikan tertentu, baik ikan laut atau ikan air tawar. Alergi protein ikan dapat terjadi saat pasien alergi protein konsumsi atau bersinggungan dengan ikan.

3. Makanan laut

Reaksi ini disebabkan karena protein yang ada pada makanan laut tertentu, seperti udang, kepiting, tiram, lobster, cumi-cumi, dan gurita. Tanda-tandanya dapat ada saat itu juga atau beberapa saat sesudah konsumsi tipe makanan laut ini.

Seorang dapat alami alergi pada salah satunya atau beberapa macam makanan laut saja, tapi juga bisa pada semua tipe makanan laut.

4. Kacang

Protein pada kacang dapat memacu berlangsungnya alergi protein. Bermacam tipe kacang yang bisa mengakibatkan alergi mencakup kacang almond, pistachio, walnut, kacang mede, dan kacang tanah.

5. Susu

Protein dalam susu atau produk yang memiliki kandungan susu dapat memunculkan alergi. Alergi protein susu umum terjadi pada anak-anak dan umumnya disebabkan karena susu sapi. Kadang, tanda-tanda alergi susu dapat serupa dengan intoleransi laktosa, walau sebenarnya ke-2 keadaan itu berlainan.
Tanda-tanda Alergi Protein dan Cara Penangkalannya

Tanda-tanda alergi protein yang muncul karena konsumsi telur, makanan laut, susu, dan kacang-kacangan dapat memiliki sifat enteng sampai kronis. Reaksi alergi yang biasanya ada ialah:

alergi protein susu sapi pada bayi


- Gatal-gatal dan ruam merah di kulit
- Mata berair dan gatal
- Bibir lebam
- Masalah pernafasan, seperti bersin dan hidung mampet
- Masalah pencernaan, seperti mual, muntah, kram perut, dan diare

Untuk menangani dan menahan alergi protein, ada cara-cara yang bisa Anda coba kerjakan, salah satunya:
Mengenali dan menghindar zat penyebab alergi (alergen)

Untuk menahan terjadi reaksi alergi, Anda disarankan untuk menghindar zat penyebab alergi, dalam masalah ini ialah makanan yang memiliki kandungan protein. Misalkan, bila Anda alami alergi sesudah makan telur, seharusnya Anda tidak konsumsi telur dan makanan apa saja yang memiliki kandungan telur.
Membaca cap paket produk saat sebelum membeli

Janganlah lupa untuk selalu membaca cap paket produk makanan yang Anda membeli. Yakinkan produk itu tidak memiliki kandungan protein yang bisa memacu reaksi alergi dalam diri Anda.
Konsumsi obat antihistamin

Bila alami reaksi alergi enteng sama seperti yang sudah disebut sebelumnya, Anda bisa konsumsi obat antihistamin untuk menurunkan tanda-tanda alergi. Untuk tentukan tipe obat yang pas sama sesuai keadaan Anda, seharusnya tanyakan tanda-tanda alergi yang Anda rasakan ke dokter.


Lalu, bagaimanakah cara menyembuhkan alergi protein?

1. Eliminasi Ketat Protein

Salah satu langkah menyembuhkan alergi protein ialah eliminasi ketat protein makanan pemicu dalam makanan.Mam, Dads atau Sang Kecil harus dikasih konseling mengenai pengawasan bahan makanan yang dibuat dan kepatuhan dengan diet eliminasi.
Orang yang jalani diet eliminasi periode panjang harus juga mempunyai akses ke konseling diet yang pas, baiknya oleh pakar nutrisi atau pakar diet, dan pengawasan perkembangan dengan teratur, khususnya pada anak-anak.
Pada bayi yang disusui, beberapa ibu harus dianjurkan untuk menghindar susu sapi dan produk susu. Formulasi terhidrolisis ekstensif dengan hipoalergenisitas yang terdokumentasi harus direferensikan sebagai opsi untuk penyembuhan alergi susu sapi, khususnya pada bayi dan anak kecil yang tidak disusui.

2. Steroid

Steroid ialah penyembuhan unggulan dalam intoleransi protein makanan imunologis yang dimediasi IgE, terhitung masalah gastrointestinal eosinofilik.
Bayi dengan FPIES kronis dengan tanda-tanda enteng (tanpa lemas, pucat, atau lemas) bisa dirawat di dalam rumah dengan rehidrasi oral. Tapi untuk tanda-tanda yang kronis, mereka harus diatasi di sarana klinis dengan cairan IV. Epinefrin intramuskular dan antihistamin tidak mempunyai peranan dalam pengendalian reaksi FPIES.
bila reaksi alergi kronis atau anafilaksis diduga, peluang makanan pemicu harus selekasnya dijauhi, dan perawatan klinis genting harus diberi. Mereka kemungkinan dikasih resep untuk piranti epinefrin yang bisa disuntikkan secara automatis dan diinstruksi untuk pemakaian yang akurat.
Walau bagaimanapun, ingat faedah protein yang bagus untuk badan, karena itu pasien alergi protein bagusnya disarankan lakukan imunoterapi atau therapy desensitisasi. Therapy ini mempunyai tujuan untuk latih badan untuk membuat toleran pada protein.

Janganlah lupa konsultasi ke dokter mengenai apa yang dapat dilaksanakan sebagai langkah menangani alergi protein tak perlu menghindar sumber seutuhnya.

Baca juga: Makanan Protein Tinggi yang Luar Biasa - Info keluarga sehat

No comments:

Post a Comment